Formasta

Melawan Bullying di Sekolah: Tanggung Jawab Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Literasi Mahasiswa Sumatera 
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 

ForMASTA Tulungagung - Sangat mengkhawatirkan jika kejadian bullying semakin meningkat di Indonesia. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (2023), sebanyak 2.325 kasus terjadi di kalangan pelajar Indonesia dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Mensos juga melaporkan bahwa 40% anak meninggal karena bunuh diri akibat bullying. Bukan hanya anak pendiam, anak penyandang disabilitas juga mendapatkan bullying, Seperti kasus tiga anak yang tidak hanya memukul dan menghina anak penyandang disabilitas secara verbal, namun juga menggunakan kekerasan fisik seperti meninju, menendang. bahkan memukul dengan sapu.

Kejadian seperti ini tidak hanya sekali namun sudah berulang kali dilakukan, kejadian ini terungkap dikarenakan beredarnya video yang di unggah pada laman media social, kejadian tersebut membuat sang anak mengalami trauma berat. Perilaku bullying tidak terlepas dari kedudukan emosi didalam nya, beberapa factor seperti kurang nya rasa percaya diri, ketidakstabilan emosi, cemburu dan ketidakberdayaan yang dapat mendorong sikap bullying terjadi, tak jarang para pelaku menggunakan tindakan tersebut untuk menangani atau menangani ketidakmampuan mereka dalam mengelola emosi dan mengekspresikannya dengan cara yang sehat. Maka pentingnya memahami emosi dalam kasus bullying untuk mengidentifikasi pemicu terjadinya kejadian bullying ini. Serta merancang pendekatan yang lebih menyeluruh dalam upaya pencegahan dan penanganan

Pada hakikat nya memang anak penyandang disabilitas kurang sempurna namun apakah pantas menghakimi makhluk yang sudah allah ciptakan dengan begitu istimewa?, kita memang tidak bisa melihat hal istimewa itu tapi kita juga tidak punya hak untuk menghakimi atau bahkan menghina ciptaan tuhan.

Adakah cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah bullying ini ? Jawabannya ada namun kita tidak bisa bekerja sendirian, kita harus bekerja sama, ini bukan hanya semata mata  tugas guru, orang tua, ataupun pemerintah tapi ini juga  tugas kita bersama sebagaimana kita menjaga lingkungan ini dengan damai tanpa adanya bumbu bullying. Hal ini perlu adanya pengawasan secara serius mengingat dimana sekolah menjadi tempat menuntut ilmu yang paling nyaman, tetapi disalah gunakan sebagai tempat penindasan yang kuat terhadap yang lemah.


penulis: Lu'luul Jannah

Editor: Oktavia Dwi Lestari 

Pimred: Ahmad Maryono, M.pd


Post a Comment

Previous Post Next Post
Literasi

Jasa Skripsi