Formasta

Membaca dan menulis sebagai penajam daya kritis

literasi Mahasiswa Sumatera
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Membaca dan menulis adalah dua hal yang sangat penting bagi pemikiran kritis. Hal ini juga dikatakan oleh para ilmuwan kognitif bahwa bahasa adalah kunci bagi berbagai pemikiran tingkat tinggi. Kekuatan daya pikiran pada dasarnya berbanding lurus dengan kualitas bahasa yang digunakan untuk mengekspresikannya.

Namun sangat disayangkan, budaya membaca dan menulis di negeri ini sangat minim khususnya bagi kaum pelajar, mahasiswa dan guru/dosen yang menekuni dunia pendidikan. Hal ini berdampak pada penentu kebenaran yang diekspresikan melalui tindakan-tindakan dalam keseharian.  

Budaya meniru sesuatu yang lagi trend seakan mendarah daging, mudah menghakimi adalah ciri yang dilakukan dalam melihat suatu masalah tanpa perlu klarifikasi dan mendapat data yang kuat. Melihat tv, media sosial dan lain sebagainya adalah cara menentukan kebenaran.

Dalam konteks hari ini,  ketika sudah banyak yang melek huruf (seperti kaum yang disebut pelajar dan mahasiswa), sebagian manusia belum bisa membaca  dan menggunakan bahasa secara benar dalam konteks memanfaatkan bahasa untuk memaknai kehidupan dan memajukan peradaban.

Untuk itu membaca dan menulis adalah rukh dalam menapaki dunia nyata sebagai kaum terpelajar. Fatima mernisi mengatakan “usahakan menulis setiap hari, niscaya kulit anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaat yang luar biasa”.

Jika ingin peradaban bangsa ini maju, maka harus memperkuat kualitas intelektual sumberdaya manusianya, salah satunya adalah dengan membaca dan menulis. Dengan menulis kamu akan abadi.


Penulis : Nur Kholis, S.Pd

Editor : Oktavia Dwi Lestari

Pimred : Ahmad Maryono, S.Pd

Post a Comment

Previous Post Next Post
Literasi

Jasa Skripsi