Formasta

Waktunya travelling


Literasi Mahasiswa Pascasarjana
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 


ForMASTA Tulungagung - Travelling atau bepergian memang sesuatu Yang menyenangkan, mengunjungi satu tempat ke tempat yang lain, guna melepas penat dan menambah wawasan baru.

Banyak kejadian yang ada di belahan dunia dan tak terlihat oleh indera kita, kejadian yang mungkin dapat memberi pelajaran baru dan menambah khazanah keilmuan.

Sudah waktunya kita travelling, meninggalkan penjara diri kita. Mempelajari hal baru yang sebelumnya tak pernah kita tau. Masih sangat banyak kearifan-kearifan yang membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik, guna beranjak untuk naik level.

Berdiam diri dan tak mau tau tentang apa yang tak diketahui adalah sebuah kesombongan. Merasa diri lebih dari yang lain. Merasa lebih pintar, lebih kaya, lebih kuat, lebih tampan atau cantik dan lain sebagai nya.

Kita harus banyak belajar dari salah satu imam madzhab besar, “imam syafi’i” beliau adalah sesosok manusia yang luar biasa, mungkin kita hanya mengenalnya sebagai ahli fiqih saja, namun ternyata masih banyak ilmu pengetahuan lain yang beliau kuasai.

Beliau tak hanya belajar di satu guru saja, sepeninggalan ayahnya dia diantar sang ibu untuk belajar dimakkah. Saat usianya beranjak 13 tahun, dia belajar di madinah, disanalah ia berguru pada salah satu imam besar “imam malik”.

Disanalah kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa orang-orang besar tentu bukan orang yang hanya berdiam diri dan hanya membanggakan pencapaian nenek moyangnya, tapi orang yang berani meninggalkan kampung halaman untuk berjihad dalam menuntut ilmu.

Jangan merasa puas dengan apa yang sudah kita ketahui, karena hal itu bisa menjadi belenggu untuk diri kita. Menahan diri untuk berkembang. 

Ada quote menarik yang ditulis oleh gus nadhir dalam salah satu bukunya, “jangan puas hanya membaca satu halaman dari hidupmu. Bukalah halaman berikutnya. Jika kau jumpai halaman berikutnya masih kosong, itu berarti kita harus menuliskannya. Masih banyak lembar demi lembar yang harus kita buka, baca dan kalau perlu kita sendiri yang mengisinya”.


Penulis: Nur Kholis, S.Pd

Editor: Oktavia Dwi Lestari

Pimred: Ahmad Maryono, S.Pd

Post a Comment

Previous Post Next Post
Literasi

Jasa Skripsi