Formasta

Penawar rasa takut kehilangan

 

Literasi Mahasiswa Sumatera
Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 


ForMASTA Tulungagung - kehilangan selalu berujung dengan meninggalkan rasa sakit. Ada kalanya dengan kehilangan materi, keluarga, pasangan, teman dan lain sebagainya. Mungkin kita sering mangalami hal ini.

Kehilangan dalam bahasa inggris itu “lost” yang memiliki arti berbeda, bisa bermakna kehilangan, bisa juga bermakna tersesat. Sejatinya orang yang merasa kehilangan adalah tersesat cara berfikirnya.

Kita sering merasa memiliki terhadap sesuatu yang dianggap bagian dari diri kita. Orang yang merasa memiliki terhadap sesuatu cenderung takut kehilangan.

Dari kecil kita selalu diajarkan untuk melakukan satu hal demi mendapatkan sesuatu. Sekolah agar dapat pekerjaan, bekerja untuk mendapatkan kekayaan, menikah untuk mendapatkan setatus dan masih banyak lagi.

Cara berfikir “mendapatkan sesuatu” cenderung membentuk persepsi merasa memiliki, dan tanpa sadar kita hidup dengan memegang idiologi matrealis.

Ada sebuah filosofi jawa yang saya kira menarik untuk dipelajari, orang jawa itu tidak mengenal yang namanya bekerja, tapi “nyambut gawe”. Nyambut berarti meminjam dan gawe berarti untuk.

Kita meminjam raga untuk menyambung hidup, meminjam pasangan dan anak untuk membangun peradaban dan masih banyak lainnya. Tidak ada yang benar2 kita miliki, semua adalah titipan.

Jika memakai konsep berfikir seperti ini saya rasa tak ada lagi alasan untuk merasa kehilangan. Karena merasa memiliki adalah awal dari takut kehilangan.


Penulis: Nur Kholis, S.Pd

Editor: Oktavia Dwi Lestari

Pimred: Ahmad Maryono, S.Pd


Post a Comment

Previous Post Next Post
Literasi

Jasa Skripsi