Namun kenyataannya, kita sering kali berbohong kepada diri sendiri tentang apa yang memotivasi kita.
Motivasi bukan hanya sekedar membaca, mendengarkan lalu disimpan, yang terpenting adalah sebuah habit yang perlu kita bangun, bukan hanya tentang rasa "bersemangat".
Mulai dengan paksa diri untuk melakukan sesuatu, jangan berharap jika melalui telfon yang kita pakai saat ini, motivasi dengan ajaib menghadirkan energi agar kita bersemangat untuk menjalani hari yang produktif.
Maka lakukan sesuatu apapun itu. Motivasi akan muncul dengan sendirinya ketika kita bergerak melakukan sesuatu, meski sedikit sulit untuk dilakukan karena perasaan mager (males gerak) lebih besar. Tapi poin inilah yang sangat penting untuk kita mulai, bukan hanya sekedar digaris bawahi.
Abaikan segala hal yang sekiranya memperlambat langkah kita, cibiran, pencapaian orang lain yang membuat iri dan lainnya.
Jangan menunggu motivasi datang mengetuk pintu kamarmu dan mengajak kita untuk bergabung bersamanya, rasanya tidak akan mungkin terjadi.
Lalu jika kita telah melakukan sesuatu dan ternyata gagal terwujudkan, kan jadi potek (merujuk pada kondisi patah hati dalam suatu respons dalam suatu hal), kehilangan energi dan memerlukan lagi asupan motivasi.
Setelah bangkit ternyata gagal lagi, maka perlu berapa banyak motivasi yang kita serap?.
Kita hanya perlu memandang beberapa hal dengan masa bodoh, dimana bodo amat yang dimaksud disini adalah gentar dengan segala tantangan yang paling menakutkan dan sulit sekalipun di kehidupan kita.
Sederhananya mulai kembali dengan mengingat hal-hal kecil yang berhasil kita lakukan dan perlahan membangun habit sederhana seperti merapikan tempat tidur, lari di pagi hari, menyiapkan sarapan, ataupun membaca buku, tentunya segala hal yang dapat menumbuhkan gairah semangat.
Kuncinya memulai dengan melakukan sesuatu hal kecil apapun itu, yang terpenting kegiatan positif.
Buatlah pilihan untuk menikmati segala langkah (proses) yang kamu ambil, dengan tidak memperdulikan hal-hal yang menggangu langkah kamu,seperti stuck (terjebak) dengan kegagalan tetapi mulailah peduli dengan hal kecil yang berhasil kamu lakukan.
Penulis: Oktavia Dwi Lestari Editor: Oktavia Dwi Lestari Pimred: Ahmad Maryono SP.d