Formasta

Hujan disore ini tak kunjung mereda

 

Literasi Mahasiswi Sumatera
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 

ForMASTA Tulungagung - Hujan di sore ini tak kunjung mereda, aku yang tengah duduk menikmatinya teranjak mengingat suatu hal. Kuratapi hujan itu dengan sedikit mengingat masa yang telah lalu. Belum jauh hari kemarin nenek saya meninggal dunia. Nenek tersebut memang bukan dari kedua orangtuaku, tapi jiwaku telah menyoroti bahwa beliau seperti nenek kandungku sendiri.

Tangis tak bisa ku bendung ketika pagi itu mendengar kabar beliau telah pulang, gemetar tubuh ini seakan tidak percaya bahwa beliau benar-benar pulang. Memori tak diundang tiba-tiba menghantui pikiranku, hati terasa tidak ikhlas, orang yang selama ini menjadi pundak cerita harus berpisah terlebih dahulu.

Peninggalan seorang nenek memang terasa sesak di dada bagi setiap orang yang mengalaminya, akan tetapi bagi seorang anak yang broken home terasa… argh tidak bisa diungkapkan disini.

Sesaat itu penulis berfikir bahwa kejadian itu kenapa berselang terlalu dekat, sedikit tidak adil rasanya, kenapa tuhan mengambil pundak bagi anak yang broken home. Pikiran melayang bahwa untuk kedepannya tidak ada lagi pundak cerita bagi seorang yang sendirian ini. Sakit masih berlarut dalam beberapa hari ini, hingga hujan turun di sore ini seakan mengajak bicara bahwa “ yasudah kenapa harus menyesali dengan garis takdirnya “

Kehilangan.... setiap orang tidak menyukai kehilangan apapun dihidupnya, namun pastinya segala sesuatu akan kembali kepada yang menciptakannya. Iya memang rasanya diawal seperti tak mungkin, tapi ternyata ketika sudah berlalu kita bisa belajar, semoga kita semua bisa belajar dari yang sudah-sudah, belajar menghargai, belajar untuk tidak menyiakan setiap momen hidup, karna segala sesuatu yang telah pergi tidak akan bisa kembali, mustahil jika jam berputar ke kiri…

Bagi kalian yang semasa hidupnya kurang diperhatikan oleh orang terdekat, ingat satu hal bahwa kalian bisa hidup tanpa harus bergantungan dengan siapapun. Banyak hal di dunia ini yang perlu diekspor, langkah kalian masih jauh, jadi harus lebih semangat. Nikmati hidup kalian dengan menghormati setiap detik yang terjadi, mau itu selaras dengan realita kalian atau tidak, itu akan menjadi nilai tersendiri jika kita sudah melewatinya….

Semangat kita


Penulis: Endang Fitriani 

Editor: Oktavia Dwi Lestari

Pimred: Ahmad Maryono, S.Pd


Post a Comment

Previous Post Next Post
Literasi

Jasa Skripsi