Formasta

ForMASTA Tidak Pernah Berselisih! Hati-Hati dengan Penyebar Virus Pikiran Negatif

 .  

literasi bujang sumatera


ForMASTA Tulungagung - Salam kasih sayang untuk sedulur ForMASTA, semoga dari sekian banyak dari kita ini senantiasa dalam ridha Allah swt, dan juga selalu dalam arah yang berdasarkan petunjuknya.


Kian lama perjalanan organisasi, atau Forum Mahasiswa Sumatera, telah banyak melalui perjalanan kisah haru, perjuangan yang tak pernah henti, dan berbagai prestasi maupun capaian-capaian besar yang sempat dipakai oleh sebagian sedulur ForMASTA.


ForMASTA adalah organisasi yang mengusung visi persaudaraan (Paseduluran), demikian adalah cita-cita yang sudah dibekukan sejak awal berdirinya organisasi mahasiswa Sumatera ini. Bait kata tersebut, adalah perihal yang harus diinstal secara paten di kepala masing-masing sedulur.


Organisasi dan dinamika yang selalu menghiasi perjalanan para anggotanya, adalah ruang dimana kita semua akan terdidik untuk menjadi dewasa, terdidik untuk menjadi lebih bijak dalam berkehidupan, ataupun dalam berjuang dalam bertholabul ilmi.


Perkara yang penting untuk disadari adalah, ForMASTA merupakan wadah bersama, dan setiap dinamikanya adalah PR yang akan diselesaikan bersama. Sudah menjadi kewajaran, apabila organisasi banyak terhiasi oleh dinamika. Tanpa itu semua, kita takan mengerti, apa arti dari suatu kedewasaan.


Perbedaan bukanlah suatu perselisihan, perbedaan adalah anugerah tuhan yang apabila kita dapat memenej dengan baik, maka akan berdampak positif terhadap perkembangan pribadi kita masing-masing. Dalam menghadapi dinamika, peran kita adalah mengolahnya agar stabil, bukan mencaci, mengeluh, ataupun membenci.


Organisasi adalah ibarat tubuh, satu kesatuan dari berbagai macam perbedaan. Oleh karena itu, setiap apa saja yang ada di dalamnya, adalah tanggung jawab bersama, harus dirawat dan disembuhkan, ditumbuhkan dan didorong. Begitulah, logika yang harus dimiliki oleh aktor-aktor pemimpin.


Barangsiapa yang tidak bangga dengan apa yang dimiliki, jiwanya akan terasa gersang, bak bumi tanpa hujan. Konsep rumput tetangga sudah tidak relevan untuk digunakan, apalagi pada tataran mahasiswa sebagai calon generasi bangsa.


Mulailah kembali berbenah diri, berpikir dari segi kemungkinan, dan selalu optimis dalam melangkah bersama. Pikiran-pikiran negatif terhadap segala sesuatu di sekeliling kita, hanya akan membuat kekeruhan, dan semakin menjadikan kita terpuruk, hampa tanpa perkembangan.


Pemuda sebagai penerus estafet bangsa, perlu kiranya merombak total mainshed dengan isi yang bermutu, jiwa yang tidak mengenal lelah, pikiran yang positif, dan berkepribadian yang layak untuk diteladani.


Kita semua di negeri rantau, perlu jeli dan berhati-hati dengan pengaruh sekitar yang kurang baik, pikiran-pikiran dan pengaruh negatif berdampak tidak baik terhadap masa depan organisasi dan perkembangan anggota. Oknum yang senantiasa menularkan pikiran negatif, kurang mendidik, akan berpotensi memecah belah kebersamaan.


Oknum tersebut biasanya hanya akan selalu menularkan pengaruh tidak baik kepada setiap lingkarannya, hidupnya tidak produktif, wawasanya dangkal, dan tidak memiliki prestasi, jarang belajar dan jarang cuci muka. Hati-hati dengan orang-orang seperti demikian, karena akan berpotensi mengajakmu kepada ruang kedunguan.


Saling berbagi wawasan, saling mengasihi satu sama lain, dan teruslah berkarya. Sebagai mahasiswa rantau, fokuslah pada pengembangan diri, terkhususnya di dalam ruang keluarga besar Mahasiswa Sumatera (ForMASTA).


Organisasi ini adalah wadah yang luar biasa, jika mau menggali sejarah lebih dalam, tidak sedikit anggota yang hebat, berpendidikan tinggi, aktivis militan, dan berbagai prestasi lain yang mampu digenggam. Anggota ForMASTA banyak tersebar menduduki jabatan diberbagai HMPS dan UKM, bahkan sebagian besar menjadi dosen dan pengusaha kelas menengah atas.


ForMASTA sempat dijadikan sebagai idola oleh organisasi lain, tidak jarang dari mereka yang belajar dari organisasi kita, tentang bagaimana merawat dan mengembangkan organisasi. Jadi, tidak ada yang diragukan dari intern organisasi ForMASTA.


Berdasarkan fakta tersebut, kita bisa paham bahwasanya, ForMASTA adalah organisasi yang hebat. Adapun isu atau asumsi yang mengabarkan bahwa ForMASTA adalah banyak berselisih, itu hanyalah pengaruh negatif dari oknum-oknum yang tidak bermutu, atau sebutlah orang yang jarang cuci muka tadi.


Perihal tersebut bisa dibuktikan, biasanya orang yang suka berpikir negatif, kepalanya tidak mengandung berlian sama sekali, tidak memiliki ruang logika yang cerdas, mereka adalah orang-orang yang gabut dan akhirnya beraktifitas menularkan penyakit-penyakit pikiran negatif. Bahkan, berpotensi menularkan kebiasaan yang jarang cuci muka tadi.


Saudaraku mahasiswa Sumatera, ataupun mahasiswa pada umumnya, kembalilah pada khittah perjuangan, yaitu kepada arah belajar dan mengembangkan diri, bersama dan bertumbuh. Tinggalkan dimensi berpikir negatif, yang tidak membuatmu menjadi lebih baik.


Belajar dewasa dan belajar bijak adalah perkara yang tidak mudah. Hanya saja, bagi kita yang dapat melewatinya, maka niscaya kitalah yang akan memetik hikmah dan keberkahan. Setiap perkara yang diniatkan untuk kebaikan, dan dengan rasa yang ikhlas, maka akan ada pula jalan yang menyertai.


Kebersamaan dan saling mendorong, saling ringan tangan dalam bingkai kolaborasi dan silaturahmi, menjaga itu semua akan menjadikan kita semua lebih baik dan lebih baik lagi. Hindari berpikir negatif! Belajar, dan saling belajar guna mengkonfirmasi setiap butir pengetahuan yang kita miliki. Jangan lupa, dengan orang yang jarang baca buku dan jarang cuci muka tadi.


Salam Literasi untuk Sedulur ForMASTA.



Penulis: Ahmad Ridwan, M.Pd.

Editor: Endang f

Pimred: A.Maryono, S.Pd.





Post a Comment

Previous Post Next Post
Literasi

Jasa Skripsi