|
Proses Mahasiswa Keluar Gerbang Utama Kampus UIN SATU Tulungagung |
Formasta.com – Tulungagung, 25 Agustus/22. Dini hari, tatkala saya akan mengunjungi bazar buku di Gedung Arief Mustaqim, saat masuk gerbang utama saya dikejutkan dengan pemandangan indah, yaitu antrian Mahasiswa yang akan keluar dari Kampus.
Beberapa menit saya berhenti sejenak di ATM BRI depan Kampus guna mengamati indahnya pemandangan itu, terlihat tim Satpam sibuk mengecek STNK atau surat motor Mahasiswa yang sedang mengantri akan keluar Kampus.
Sembari menikmati pemandangan itu, saya bertanya kepada diri saya sendiri “Apa ya yang menyebabkan antrian sepadat ini?”
Sebagai Mahasiswa biasa, saya kurang begitu mengerti bagaimana sikap bijaksana yang seharusnya saya ambil pada posisi itu, membantu satpam, diam, atau melanjutkan aktifitas saya menuju bazar buku? Mungkin teman-teman Mahasiswa yang lebih berpengalaman bisa memberikan saran, sehingga bisa menjadi refrensi bagi penulis kedepanya apabila menemui hal yang sama.
Pasalnya, kalau terus-terusan seperti itukan kasian, kasian sama mbak-mbak cantik yang ikut mengantri, hehe..
Saya sendiri juga kurang paham, antrian seperti ini terjadi sejak kapan, dan sampai kapan?
Setiap hari, atau momen-momen tertentu?
Sudah sesuai prosedur, atau belum?
Antrian Mahasiswa yang akan keluar dari Kampus terjadi kisaran pukul 8.30 AM, dimulai dari Gerbang utama hingga parkiran Mahasiswa barat Gedung Arif Mustaqim, tentu itu adalah antrian yang terbilang panjang, versi pikiran saya, mungkin beda dengan versi berfikir orang lain. “Silahkan disesuaikan pikiran masin-masing, dibandingkan dengan antrian dijakarta juga monggo”
Pemandangan indah saya menyebutnya, karna memang seperti mengandung nilai keindahan, bahkan semi dramatis ketika terlihat jejeran motor yang mengantri penuh, dilengkapi dengan warna warni helm, serta wajah-wajah yang makin kusam karna pengaruh cuaca yang terbilang panas.
|
Antrian Mahasiswa Akan Keluar Kampus, Tembus Hingga Barat Arif Mustaqim. |
Selain di Gerbang Utama Kampus, saya juga melihat antrian yang luarbiasa dari selatan Gerbang utama, tepatnya dijalan raya, tempat dimana Mahasiswa akan menyebrang jalan. Rombongan Mahasiswa mengendarai motor antri menyebrang, dengan dibantu dua petugas Satpam.
Saya juga kurang paham, dua satpam itu efektif atau tidak untuk mengkondisikan jalan yang terbilang ramai. Mungkin, temen-temen mahasiswa ada yang lebih mengerti terkait dengan standar pengelolaan penyebrangan dijalan umum seperti di depan gerbang kampus.
|
Kondisi Peyebrangan Mahasiswa Dijalan Umum Depan Gerbang Utama Kampus |
|
Suasana Proses Penyebrangan Mahasiswa di Jalan Raya |
Sebagai Mahasiswa biasa yag tidak berpengalaman dalam hal ini, pada posisi ini saya kembali bertanya pada diri saya sendiri
“Wiihh, bagaimana kalau terjadi kecelakaan ya? sedangkan tidak ada lampu merah disitu, juga tidak sedikit pengendara motor dan mobil dari arah timur dan barat yang melaju kencang.”
Posisi ini membuat saya diam sejenak, kira-kira tindakan apakah yang bisa saya lakukan?
Karna saya tidak berpengalaman dalam hal ini, saya tidak mengerti betul sikap apa yang harus saya ambil. Kemudian, perlahan saya melanjutkan masuk kampus menuju Gedung Arif Mustaqim. Mungkin teman-teman Mahasiswa yang memiliki solusi, bisa memberikan ilmunya kepada saya, supaya saya tidak lugu-lugu amat dalam persoalan seperti ini, kemudian bisa bersikap lebih bijaksana untuk kedepanya.
Aduh, kok jadi curhat gini ya, padahal bisa jadi orang lain tidak butuh tau tentang kita, kok saya cerita ngalor ngidul perkara perjalanan saya tadi pagi waktu ke Kampus, hemm...
Mohon kesediaanya sebentar ya, ada sedikit lagi yang mau saya sampaikan terkait lanjutan cerita diatas. Hehe, I am sory Mas Bro dan Mbk Bro, langsung aja deh, cekidot...
Setelah saya masuk Kampus, motor saya parkirkan ditempat yang disediakan. Kemudian, saya melanjutkan perjalanan, masuk ruang Arif Mustaqim menuju Lift guna naik ke lantai atas ditempat bazar buku. Disana saya dikejutkan dengan surprise yang sama, yaitu antrian Mahasiswa yang akan naik Lift.
|
Suasana Antrian Mahasiswa Akan Naik Lift |
Saya heran, tadi malam saya mimpi apa ya? kok terus-terusan diketemukan dengan antrian Mahasiswa, untung mahasiswanya cantik-cantik, setidaknya tidak sebel-sebel amat, hehe. Dasar, Garangan Ndeso!
Ketika saya mau naik Lift untuk naik ke atas, saya harus mengantri, nunggu periode kedua, hal ini dikarnakan Lift nya nggak muat, yang ngantri banyak soalnya. Dibenak saya terbesit, ternyata yang ada rondenya nggak main Tinju Dunia aja ya, naik Lift untuk kuliah aja ternyata juga ada babak kedua dan selanjutnya.
Terus terang saja, karna saya mahasiswa biasa, saya kurang berpengalaman dalam hal ini, kemudian saya kembali menggumam kepada diri saya sendiri “Waduh, kalau antri begini, saya bisa telat nih ke acara bazar bukunya, bisa-bisa buku yang mau saya cari habis dibeli orang.”
Berdasarkan konteks yang sperti itu, mungkin teman-teman mahasiswa yang lebih berpengalaman bisa memberikan masukan kepada saya, biar saya bisa lebih pinter dikit kayak yang lain. Maklumlah ya, belum berpengalaman.
Setelah tiga kali menyaksikan kondisi alam yang unik dalam perjalananya, kemudian saya sampailah dilantai atas, yaitu diruangan dimana bazar diselenggarakan. Terbesit dibenak saya, untung aja buku yang saya cari masih ada, kalau sudah habis dibeli orang, bisa-bisa tugas kuliah terhambat nih, gara-gara antri beberapa kali diperjalanan tadi, hehe.
Sembari menikmati dinginya ruangan, saya berjalan menyusuri Stan Bazar buku, memilah beberapa judul buku yang menarik dan sesuai dengan yang saya butuhkan. Senang rasanya, bisa mendapatkan buku yang saya inginkan, yaitu tentang sputar Jurnalisme, serta Pendidika Islam. Rumayan, minimal tidak terngiang lagi oleh pemandangan indah selama diperjalanan tadi.
Besok-besok, kalau mau kuliah jangan lupa pakai hanbody ya guys, biar nggak item gulita kulitmu terkena panas saat menanti antrian, hehe... Selamat berjuang, jangan lupa bahagia.
Penulis : Re_
Editor : Endang Fitriani
Pimred : Maryono