Gerakan Literasi Mahasiswa UIN SATU
Mahasiswa
yang menurut saya sekelompok pelajar yang tingkatannya di atas siswa yang
belajar ke jenjang yang lebih tinggi, atau bahasa umumnya dunia perkuliahan yang
dibuat seperti sitem kenegaraan yang tidak lepas dari politik, ekonomi dan
lain-lain.
Dizaman sekarang ini status mahasiswa mulai direndahkan karna basic yang dimiliki tidak seperti yang diharapakan. Contoh kecil seperti banyak lulusan S1 dan S2 yang pengangguran. Padahal itu semua dikarnakan ketidak seriusan dalam melakukan jenjang pendidikan, dari itu kita sebagai generasi era baru ini harus bisa membuktikan kepada dunia bahwa kita bisa menjadi kader-kader yang siap membantu semua keperluan bangsa, dan kita tutup rapat-rapat bukti yang mengatakan bahwa mahasiswa itu tidak berguna. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan bahasa, salah satunya adalah bahasa jawa, madura dan melayu, hal ini tidak dapat dipungkiri dari kehidupan kita.
Kita adalah mahasiswa, maka dari itu ilmu dan atitude yang mencukupi sangat dibutuhkan dalam membangun bangsa ini, kenapa saya bilang seperti
itu? karna ilmu tanpa attitude bagaikan kopi tanpa gula, pahit macam masa lalu
katanya, namun itu semua hanya kosong. Hingga akhirnya saya berfikir masa lalu
itu bukan untuk dilupakan, namun untuk pegangan sebagai penangkal tantangan
zaman. Mahasiswa perlu tau bahwa kita adalah sosok tentara yang dipersiapkan
untuk menerobos tebalnya kabut yang dapat merusak citra rasa bangsa. Dan hal
itu patut kita syukuri, kita dapat melanjutkan keperguruan tinggi ini. Mengapa
begitu, karna banyak diluar sana yang
menginginkan melanjutkan keperguruan tinggi namun terhalang ratusan problem.
Nah dari itu kita perlu tau bahwa mahasiswa ini bukan hanya sosok pelajar yang
hanya berpakaian rapi memakai jas agar terlihat style tapi juga harus berfikir
kritis dan absolut agar kelak dapat menciptakan keharmonisan dalam Negara.
Sudah saatnya kita bangun negeri ini dari kebrutalan zaman, kita susun bangsa ini dengan jiwa-jiwa patriotisme yang dulu pernah dilakukan para pendiri negara, jangan pernah malu dengan predikat kalian. Tajamkan pikiran kalian, kini saatnya seorang sarjana memupuk dengan ribuan pengetahuan. Dengan membangun pondasi yang tak hanya satu, ribuan bahkan jutaan sehingga kekokohan negara republik Indonesia dapat terjaga. Walaupun dengan polemik keberagaman yang tak semata berbeda tapi juga merupakan satu rumpun. Karena bagi saya, beda itu baik bukan kehinaan.
Selain beberapa gagasan diatas, saya juga harus turut menekankan dalam tulisan ini. Secara urgensi, fakta moral intelejen juga diperlukan untuk menciptakan era berjaya tersebut. Karena bila kita flashback, bukti sejarah telah membuktikan, di mana suatu kelompok masyarakat yang hancur tanpa mempertahankan moral mereka. Contoh kecilnya adalah bangsa romawi, yang karena kesombongannya terhadap kemajuan yang diterima mereka, imbasnya keberadaan bangsa romawi hanya puing-puing wisata berswafoto. Maka dari itu, selain pengetahuan yang terjamin over, faktor kedua yang menjadi pegangan untuk melaksanakan ini adalah moral intelejen. Intinya, saya pribadi serta halayak mahasiswa harus menjadi penerus pendahulu negeri yang mampu dan siap dalam segala bidang serta membawa pegangan yang tepat.
Tulungagung, 11 November 2021
Karya :
Khoirul Sofi
Mahasiswa UIN SATU
Editor ForMASTA PERS
Endang Fitriani
Mengetahui:
Bang Ridwan, M.Pd.
Pimpinan Redaksi