Kualitas bukanlah sebuah aksi, melainkan sebuah kebiasaan Bang RE |
Menelisik
tentang hidup, manusia diciptakan dengan segala kelebihan dan kekuranganya,
keduanya beriring bersamaan dalam setiap waktu yang dilalui, dan tiap-tiap
hidup yang dihadapi.
Akal, perasaan, dan nurani adalah anugerah
yang paling menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk yang lainya. Dengan
adanya akal, tuhan memberikan tanggung jawab kepada hambanya dimuka bumi.
Manusia
dengan segala kelebihanya telah diberikan keleluasaan untuk mematla’ah
kehidupan, entah secara personal maupun dalam kelompok. Berangkat dari kemampuan
manusia dalam mengkakulasikan terhadap suatu perkara itulah akhirnya melahirkan
berbagai macam karakteristik dan pribadi yang sangat variatif.
Selain
dari sisi kelebihanya, manusia juga tidak bisa terlepas dari sifat kekurangan
sebagai manusia biasa, yaitu kehilafan. Manusia akan selalu beriringan dengan
suatu kekurangan dalam hidupnya, entah pada wilayah jiwa maupun fisik. Maka
dari itu, perlu adanya konsep yang benar untuk meminimalisir kesalahan dari sisi kekuranganya.
Pada
dasarnya, fungsi kelebihan adalah untuk mengimbangi atau pelengkap dari
kekurangan itu sendiri, tergantung bagaimana personal tersebut untuk bisa
menyeimbangkan.
Berbicara tentang kelebihan dan kekurangan manusia sebagai makhluk, pada sisi kelebihan ia berkewajiban untuk menyelesaikan apa-apa yang menjadi nilai minus, sedangkan pada sisi kelemahan manusia berkewajiban untuk memfungsikan sebaik mungkin sisi kelebihanya.
Keseimbangan atau skala prioritas adalah
perkara yang sangat penting dalam kehidupan setiap orang, sedangkan perkara itu
adalah ranahnya mereka sebagai hamba untuk menyelesaikan.
Tuhan
adalah penentu, tetapi ketentuan itu diukur dari sisi upaya seorang hamba itu
sendiri. Artinya, pandangan terkait dengan segala sesuatu adalah ketentuan
tuhan tanpa adanya upaya yang cukup itu adalah alibi, atau kurang relevan
dengan realitas secara ruang lingkup ilmu rasio.
Tulungagung, 14 Oktober 2021