Formasta

MAHASISWA SEBAGAI GENERASI INTELEKTUAL DALAM BIDANGNYA

 

Nurin Kartika Sari

Mahasiswa adalah sebagi pelopor perubahan-perubahan masyarakat dengan semangat mudanya. Namun sayang sekali, mahasiswa yang notabenya menjadi aktor penggerak perubahan itu justru malah larut dalam perubahan itu sendiri. Gerakan-gerakan yang seharusnya dibebankan kepada mahasiswa sekarang malah pindah bebannya kepada para buruh dan para petani. Buruh dan petani jika dinilai dari intelektualitasnya tentu kalah  dengan mahasiswa, karena mahasiswa itu sangat terdidik, dan terpelajar. Bukan bermaksud meremehkan, namun mahasiswa ini punya akses ilmu. informasi, dan pengetahuan yang lebih luas. Karena ketidak pekaan itulah, pergerakan perubahan sekarang diambil oleh para buruh dan petani.

Mahasiswa adalah orang yang melanjutkan pendidikannya di suatu universitas. Setelah ia lulus, maka akan mendapatkan gelar sarjana. Kemudian dari gelar itu, ia harus mempertahankannya dan mengamalkan seluruh ilmu yang didapatkannya untuk masyarakat. Lalu setelah itu, muncullah yang namanya ilmuwan. Ilmuwan ini juga merupakan lulusan universitas. Ilmuwan ahli dalam ilmunya yang akan membuktikan fakta dari keilmuwannya untuk masyarakat. Selanjutnya, ada lagi yaitu cendekiawan. Cendekiawan yang katanya membela kaum tertindas dan kaum yang terpinggirkan. Cendekiawan mampu mengambil sikap atas apa yang telah ia simpulkan dari fenomena-fenomena yang ada. Lalu, berlanjut ke intelektual. Intelektual sendiri adalah sebagai pencerah dan mengentaskan rakyat yang tertindas, terisolasi, dibodohi, dan terbodohkan.

Sebagai mahasiswa tentunya memiliki peran besar dalam masyarakat yaitu sebagai intelektual, cendekiawan, dan ilmuwan. Mahasiswa Islam harus mampu mempertanggung-jawabkan atas hak dan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa. Sebagai seorang mahasiswa, haruslah benar-benar menjadi agent of change untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Bagaimana cara mahasiswa intelektual mengabdikan diri kepada masyarakat? mahasiswa yang intelek akan menjawab pertanyaan itu melalui tantangan-tantangan yang dihadapinya. Ada berbagai macam tantangan dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya politik, ekonomi, dan pangan. Tantangan mengenai pangan yaitu meliputi kesehatan dan keamanan pangan. Pangan yang sehat adalah pangan yang bergizi dan pangan yang aman adalah pangan yang terjamin kehalalan dan kualitasnya. Siswa pertanian harus mampu mengembangkan varietas pangan yang unggul, dan aman serta menyehatkan. Dengan berbagai metode yang dipelajari, sebagai mahasiswa pertanian harus mampu berbuat adil dan jujur. Adil di sini adalah memperlakukan tumbuhan sebagaimana mestinya. Mahasiswa pertanian harus mampu memperlakukan tanaman dengan sebaik mungkin dengan ilmu yang telah ia pelajari, dalam pemuliaan tanaman, manajemen tanaman, dan perlindungan terhadap hama dan penyakit tumbuhan. Tanaman harus dirawat agar mendapat hasil yang maksimal dengan tidak membiarkannya saja, namun juga dengan memberikannya nutrisi, membantu penyerbukan tanaman, melindungi dari hama dan penyakit dengan cara alami maupun dengan bahan kimia. yang ramah lingkungan, dan merawat kondisi tanah yang ditanami tersebut.

Sedangkan, jujur di sini artinya tanaman yang telah dirawat tadi memberikan hasil yang maksimal dan sudah siap untuk dipasarkan dengan tanpa mengurangi jumlah yang harus dipasarkan, tanpa menambahkan zat-zat yang membahayakan, dan tidak menjual hasil tanaman pada saat tanaman tersebut masih dalam keadaan yang belum mencapai umur yang sesuai. Selain itu, tidak memasarkan hasil tersebut dengan cacat atau sudah tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat. Gizi yang terkandung juga harus terjamin dan benar-benar menyehatkan.

Oleh karena itu, sudah selayaknya sebagai mahasiswa pertanian yang memiliki intelektualitas tinggi harus mampu bersikap adil dan jujur sebagaimana yang telah diuraikan dia atas. Dengan melakukan hal itu, maka mahasiswa muslim pertanian telah melakukan sebagian hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat. Marilah kawan, kamu sebagai mahasiswa pertanian harus mengabdikan dirimu untuk hidup ini terutama dalam menghadapi tantangan pangan yang melanda negeri ini.


Tulungagung, 22 Oktober 2021



Post a Comment

Previous Post Next Post
Literasi

Jasa Skripsi