Formasta

BLUE EYE GENERATION

penulis : Shafura

Ibu kenapa hanya aku yang punya mata biru disini? tanyaku pada ibu.  karena kau istimewa Alicia. Lagi- lagi ibu hanya menjawabku seperti itu. Apa yang istimewa dari mata biru jika kau tinggal dengan orang- orang yang punya warna mata berbeda darimu. Aku justru tertekan karena aku berbeda. Mata biru ini apa ini kutukan, aku merasa beda sendiri. Ayahku adalah seorang pengembala domba dan ibuku hanya seorang petani biasa aku juga punya saudara laki-laki bernama Bern. Kami tinggal dikawasan yang dipenuhi padang rumput, disebelah desa kami ada sebuah hutan yang kata ayah dan ibuku, kami tidak boleh kesana. Entahlah aku tak tahu apa masalahnya.

Saat aku selesai memasukkan domba-domba, peliharaan keluargaku ke daalam kandang . aku berlalu masuk kedalam rumah dan hendak berjalan masuk kekamar ku namun seketika tanganku dicekal oleh seseorang. Orang itu lalu membawa ku melewati jendela dan pergi kearah hutan. Aku  masih membisu aku masih tidak sadarkan diri dengan kejadian yang terjadi. Ditengah larian aku melihat sekeliling, suasana hutan sangat gelap. Gelagapan, aku mencoba melepaskan tangan orang itu, tapi nihil genggamannya sangat keras dan kuat. Memberanikan diri aku bertanya "Siapa kau? Kenapa kau mencu-" sebelum siap berucap. Sebuah kayu terbang di udara dan menghantam kepala ku. "Kau terlalu banyak bertanya!"seseorang memukulku dari belakang. Saat itu terjadi badan ku terhuyung kebelakang, sempat kudengar percakapan mereka sebentar dan orang yang memukulku tadi menyebut nama Peter aku cukup yakin dialah yang menculikku tadi. Lalu aku terjerembab jatuh ketanah dan tak sadarkan diri setelahnya.

Beberapa jam kemudian...

Aku terbangun, kepala belakangku terasa sakit. Aku merasa seperti berjalan tanpa kaki.  Nafasku tersengal, 'badebah' batinku, mereka menarikku seperti hewan peliharaan. Sorot tiga mata pria itu memancarkan intimidasi padaku. "Jangan coba lari", kata pria berambut ikal, di mata sebelah kanannya ada luka silatan pisau, menambah kengerian ku. " Primus akan tersenyum ketika melihat mu nanti", sambut pria bertumbuh pendek dengan badan kekar penuh otot. Pria yang satunya lebih banyak diam, melihatku dengan seringai wajah kakunya.

Brukk!!

Aku dilemparkan kedalam tempat yang seperti penjara. Berbentuk kerucut dengan ujung lancip seperti mata anak panah. Baunya amis, hanya ada satu obor yang menyinari ku. Aku berjongkok menyelimuti diri karena dinginnya malam. "Apa salahku, kenapa mereka menculik ku?", Tanyaku sendiri. Mataku terasa panas sedetik kemudian air bening meluncur membasahi pipi.

Aku terbangun, sinar matahari berusaha menyelusup dari uraian rambutku mengenai wajah dan mengusik tidur ku. Aku tertidur setelah menangis tadi malam. Baru kusadari tempat ini sangat mengerikan. Bau amis yang kuhirup tadi malam ternyata dari bekas bangkai-bangkai busuk, tulang belulang tersebar di tempat ini. Aku menutup mulutku, 'apakah orang-orang yang tinggal disini Kanibal?'. Kualihkan mataku dan pandanganku jatuh pada pembakaran besar dengan kuali yang lebih besar lagi diatasnya, tertanggang air yang menggelegak. Dugaan ku sepertinya benar.

Tanpa kusadari seseorang membuka pintu, dan menyuruh ku keluar, tanganku ditarik paksa. Mereka akan membawa ku kemana lagi. Diperjalanan aku melihat banyak hal-hal aneh. Kaum ini sangat mengerikan, mereka melihatku seperti tumpukan daging yang siap untuk dimakan. Mata mereka menyoroti ku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Rambutku sudah berantakan, luka lebam merajalela di tubuhku akibat tarikan para pria yang menculik ku semalam.

Kami berhenti tepat didalam sebuah rumah. Seorang pria dengan tampang menyeramkan, bertelanjang dada dan hanya memakai sepotong kain hitam penutup sebagian tubuhnya keluar. Diatas kepalanya bertengger kepala singa yang sudah mati entah dari kapan. Kulit singa itu menjulur menutup tubuh belakang pria itu. Aku menganga melihatnya, pria yang membawaku tadi berucap," Primus kami sudah membawa gadis ini sesuai dengan keinginanmu". Dia tak menjawab malah tertawa "Hahahaha, Taotie pasti akan senang jika kami menumbalkan mu Alicia" mata merahnya langsung mendelik ke arahku. Aku mundur beberapa langkah tapi pria disampingku menahan leherku. Pria yang di panggil Primus itu berjalan mendekatiku, memegang daguku dan menyentuh wajahku dengan tangan kotornya. Kami bertatapan lama, " Matamu sungguh indah!!", Cuihh.. aku meludahi wajahnya, pandanganku melihatkan sorot tak suka. Bukan beralih meninggalkan ku tangannya itu tambah keras memegang daguku, "kau cukup berani", katanya. Dagunya kini mengeras urat lehernya tampak jelas di mataku. " Kau tahu kenapa kami menumbalkan mu?'' Tak peduli tatapannya aku membuang muka. "Mata birumu sangat indah Alicia, menurut leluhurku mata birumu itu akan menambah kesejahteraan kaumku, aku tidak tahu kenapa hanya mata birumu yang dijadikan tumbal tapi sudahlah!!, kita tunggu saja bulan purnama nanti malam", katanya berlalu meninggalkanku bersama pria yang membawaku kesini.

Aku kembali dibawa ke tempat pengurunganku, aku terus berpikir bagaimana caranya keluar dari penjara kayu ini. Berulang kucoba menarik salah satu kayu berulang juga tanganku terlepas dari pegangan kayunya. Tak sampai disitu kuraih batu dan mencoba memukul gembok perekat pintu, tapi bukan pintu yang terbuka malah tanganku yang terluka. Saat ku sudah kelelahan sebesit suara melintas dan tertanam di gendang telinga, "kau sangat lemah". Aku terkejut pria itu, pria yang menculik ku tadi, "hei !!!", Teriakku. "Kenapa kau menculik ku". Dia tidak menjawab. "Apa kau tuli aku bicara padamu!" Erangku lagi. "Diamlah!!", bentakannya membuat ciut nyali ku. Dia punya sorot mata yang tajam, hidung mancung, bibir tipis dan rambut ikal kecoklatan. Aku terkesiap bagaiman bisa disaat seperti ini aku memperhatikannya.

Ceklek!, Suara pintu terbuka. "Ayo, ikut denganku" tanpa mendengar jawaban dariku tangannya manarikku kasar. Aku berusaha melepaskan diri tapi tetap saja aku tak bias, tangan kekarnya bahkan lebih kuat dari gembok pintu tadi. Kami berjalan masuk kedalam hutan yang ditumbuhi pohon Pinus tua."aku.. aku akan dibawa kemana??" Tanyaku tertatih. Dia tidak menjawab lagi-lagi aku hanya berbicara sendiri. Tiba-tiba dari balik pohon Pinus yang paling besar pria yang membawaku ke hadapan Primus tadi pagi datang menghampiri, "Hei Peter, apa yang kau lakukan dengan gadis ini?" Aku mengernyitkan dahi. Bukanya dia membawaku atas suruhan pria yang mereka panggil Primus itu. " Pet aku berbicara padamu!!" Erang pria itu. Peter tidak menjawab dia sedikit berlari ke arah pria itu dan damnn dia memukulnya hingga terjerembab jatuh ketanah. "Apa yang kau lakukan bocah ingusan?" Mereka berkelahi dan saling memukul. Tunggu apa lagi ini adalah kesempatan ku. Aku lari sekencang mungkin, aku tak tahu arah. Aku hanya berlari sekuat tenaga, kulihat kebelakang kedua pria itu tidak ada, mungkin masih asik dengan perkelahian mereka. Aku terus berlari hingga langkahku terhenti, 'sial' aku lari kearah yang salah, didepan ada jurang yang sangat dalam. Aku memundurkan langkah kakiku, saat itu juga tubuhku di angkat oleh seseorang dan orang itu mundur beberapa langkah kebelakang dan berlari melompati jurang tadi.

"Hei bagaimana bisa kau lompat seperti tadi,  hei!!" Aku berteriak tak percaya. "Itu sudah biasa kulakukan, ayo kita harus bergerak cepat sebelum orang-orang suruhan Primus bodoh itu datang",aku mengacuhkan suruhannya "bukanya kau orang suruhan dia juga? Kau yang menculik ku, lalu bagaimana bisa aku percaya dengan kau, PETER" jawabku dengan penuh penekanan. "Aku muak kau sangat bawel, sudah cepatlah atau kau mau mati bersama mereka". Mataku membulat "Baiklah aku ikut denganmu".

 Kami berjalan menyusuri hutan semakin kedalam hutan ini semakin menyeramkan, matahari akan segera terbenam. Tapi tak ada tanda-tanda akan berhenti. Mataku melihat kedepan disana ada dua pohon mahoni yang atasnya saling menyatu dengan lubang ditengah-tengah mereka seperti trowongan. Peter dan aku melewati trowongan tersebut, aku melihat tak percaya setelah dua pohon mahoni tadi terdapat ribuan bunga bluebell bermekaran, tempat ini tampak indah. Mataku terus kuedarkan sampai keningku tertabrak sesuatu yang keras , dug! Aku menabrak bahu Peter. "Berhenti disini!, kita sudah sampai", Aku menaikan kedua alisku, 'kenapa disini apa yang mau dia lakukan'.

Peter mengeluarkan sesuatu dalam kantongnya, dari bentuknya itu terlihat seperti cincin dengan batu berlian biasa. Peter memakainya dan sesuatu terjadi, sebuah blackhole muncul didepannya dia masuk dan langsung lenyap. 'bagaimana ini apa yang harus kulakukan, aku harus masuk juga atau tidak' akhirnya kuambil keputusan aku masuk dan lihat apa yang terjadi aku dan Peter berada di tengah-tengah tempat yang sangat indah, aku lihat disisi kanan dan kiri ku terdapat menara-menara yang sangat tinggi menjulang ke langit, bangunannya terlihat seperti cermin-cermin yang dirangkai. Tanah diamana tanah disini kakiku menginjak besi putih sebagai alas. Husshhhhh, suara mesin bergerak seperti akan melintas. Benar saja di arah timur tempat ku berdiri mesin bergerak dengan kecepatan tinggi melaju tanpa landasan bergerak cepat menembus blackhole yang kulalui tadi. "Alicia" teriak seseorang siapa lagi kalau bukan Peter, "ayoo kita harus cepat". Aku belum siap mengagumi tempat ini kenapa dia tidak bisa menunggu sebentar.

Kami berjalan memasuki menara yang berlapis kaca, masuk kedalam benda kotak besar yang bergerak keatas. Peter melihatku dengan pandangan sinisnya karena aku tak berhenti melihat sekeliling tempat ini. Pintu kotak besar ini pun terbuka, aku melihat penampilan yang jauh lebih menarik. Orang-orang disini sangat rapi dan bersih, mereka memakai baju serba putih dan sebentar, mata mereka..  mata mereka sama seperti mataku biru dan sangat indah. "Welcome back to your home Alicia". Home?? Rumah apa maksud dari semua ini. Semalam aku diculik dari rumah direngkuh dari keluargaku, lalu aku akan ditumbalkan oleh orang yang bernama Primus itu kemudian aku ada disini di tempat yang sama sekali belum pernah aku kunjungi tapi kenapa mereka mengatakan ini adalah rumahku. Aku  sama sekali tidak mengerti siapa aku sebenarnya. Mata biru ini kenapa hanya aku yang punya dikeluargaku ayah, ibu Bern mata mereka semua berwarna coklat. Apa hubunganku dengan orang-orang disini?. Tubuhku bergetar menahan sesak, jika mereka adalah keluargaku kenapa baru sekarang mereka menemuiku. Beribu pertanyaan beputar dikepalaku.

 Hai Alicia aku Nico, Mungkin saat ini kau bingung, tapi kau harus mengetahui fakta bahwa kau memang dari golongan kami, orang yang menyebut dirinya Nico berkata. Dirimu terlahir sebagai Blue eye generation, saat kau kecil kau bersama anak-anak lain mempunyai misi untuk menyebarkan teknologi di luar kawasan Blue Eye, dan kau kami tunjuk kau ke kawasan Herders, tempat dimana kau tinggal dulu. Para Herders memanupulasi ingatanmu agar kau menganggap kau adalah golongan mereka. Tambahnya menjelaskan.

Lalu bagaimana dengan orang yang bernama Primus itu? kenapa dia ingin menumbalkanku? Tanyaku mengebu-gebu. Mereka adalah Worshipers, Taotie adalah jiwa leluhur mereka dengan menumbalkan kita para blue eye kaum mereka akan mendapat kejayaan tiada akhir. Lalu Blue eye generation? tanyaku ingin tahu. Itu adalah aku, kau dan semua orang yang tinggal disini termasuk Peter orang yang menculikmu dari keluarga bohonganmu itu.  Aku melihat kearah Peter, kini bola matanya sudah berubah menjadi biru.

Peter memakai brown eyepice agar Worshpers tidak mengenali dirinya sebagai blue eye generation, kita adalah pelindung daerah ini. Haerdes, Worshpers punya lingkungan hidup yang rendah teknologi, kotor dan bergantung pada alam. Blue eye sendiri mempunyai tugas untuk menyebarluaskan teknologi agar orang-orang diseluruh dunia bisa hidup tanpa bergantung pada alam dan bisa maju dengan teknologi, tapi para Haedres dan Woshpers mengkhianati kesepakatan dan memilih hidup seperti sekarang. Akibatnya para Harders memanipulasi Blue eye generation yang tinggal bersama mereka, sedangkan para Worshpers sendiri menumbalkan Blue eye generation. Cuma kau satu-satunya, yang bisa kami selamatkan dari dua golongan itu.Selamat kembali kerumah Alicia. Dan sekarang disinilah aku, dengan golonganku yang sebenarnya. Aku mengerti kenapa hanya aku yang mempunyai mata biru dikeluargaku. Bukan, keluarga bohonganku. Aku Alicia aku orang istimewa karena aku Blue eye generation.

-End-


Tulungagung, 18 Oktober 2021




Post a Comment

Previous Post Next Post
Literasi

Jasa Skripsi