Satu jam sudah aku melihat bapak duduk lebih santai dari biasanya. Seperti biasa ia menikmati segelas kopi yang ia seduh sembari duduk dipinggir jendela. Rupanya kali ini bapak sedang berlibur dari kerjanya, karena motor yang biasa ia gunakan untuk kerja masih berada di bengkel.
"Lihatlah nduk apakah kamu tidak ingin juga
seperti itu?"
Tiba saja bapak berucap ketika melihat segerombolan
remaja mahasiswa entah dari kampus mana lewat dijalan depan rumah.
"Jika aku melanjutkan pendidikanku sama saja itu akan menyiksa diri bapak".
Aset terbesar dari setiap orang tua adalah dengan
menyekolahkan anaknya menjadi orang yang berilmu, bermanfaat bagi sesama.
Tetapi hal ini sungguh bertolak belakang dengan fikiranku saat ini. Bahkan
untuk besok mau makan apa saja kita Masi sering kebingungan. Lantas yang aku
herankan kenapa bapak bisa berfikir keras untuk mendorongku agar mau
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
"Itu sama saja aku akan menjadi anak yang
jahat, memaksa diri bapak untuk bekerja lebih keras"
Bantah ku malam itu, setelah menerima pengumuman
kelulusan sekolah menengah atas lalu itu. Berulang kali aku,dan bapak berdebat
jika sudah membahas topik ini. Siapa yang tega jika melihat orang tuanya yang
sudah tua untuk tetap bekerja keras?.
Bahkan rambutnya saja perlahan akan merata memutih.
Waktu
itu...
Kita ini
manusia, sebagai seorang hamba yang jelas memiliki Tuhan, jadi jangan sampai
kita hidup seperti hamba yang tidak punya tuhan. Semua sudah ada yang mengatur,
kamu memiliki fikiran bingung esok akan makan apa,itu sudah sangat cukup
mencederai keimanan mu kepada Tuhanmu bukan?
Tidak ada
ruginya menuntut ilmu. Manusia itu satu-satunya makhluk yang dipercaya Tuhan
untuk mengemban amanah, suatu beban sekaligus tanggung jawabnya sebagai makhluk
yang dipercaya untuk mengelola bumi. Kita ini dibekali akal yang akan
melahirkan nalar yang kreatif. Maka dari itu sekolah,menimba ilmu sebanyak
mungkin tidak ada ruginya. Semua pasti akan bermanfaat dan berguna baik bagi
diri kita, dan juga orang lain.
"Jangan
sampai kayak bapak ibumu ini, sudah tua tapi bekal pengetahuan sangat
sedikit"
Seperti
itulah kira-kira apa yang disampaikan bapak padaku sebelum akhirnya beliau
meyusul ibu untuk Istirahat terlebih dahulu.
Kucium,kupeluk
secara bergantian batu nisan milik bapak dan ibu layaknya mereka masih ada di
sisiku.
Tulungagung, 22 September 2021
Mantab.... Semangat berkarya !!!
ReplyDeleteMari kita buktikan
ReplyDeleteLanjutkan berkarya...
ReplyDelete